terbesar musik Pengaruh
Megadeth, dalam hal ini Dave
Mustaine, adalah musik punk.
Demikian seperti diakui oleh
Dave Mustaine sendiri dalam
salah satu wawancaranya.
Raungan gitar yang cepat dan
kasar dengan balutan dentuman
drum
dan bass yang menderu-
deru disertai timpalan vokal
Dave Mustaine yang kasar dan
liar (saat itu) dalam Killing Is My
Business... membuat kritisi
musik menyebut Megadeth
sebagai salah satu grup thrash
metal yang memiliki potensi
(bahkan di era 80-an disebut-
sebut sebagai salah satu dari 4
raksasa thrash metal di
kawasan Bay Area Amerika,
bersama dengan Metallica,
Slayer, dan Anthrax).
Ini
dibuktikan dengan album Peace
Sells.. yang walau thrashy,
namun dalam format musik
yang lebih rapi. Satu hal yang
unik dari formasi dua album
pertama ini, gitaris Chris Poland
dan drummer Gar Samuelson
ternyata bukan murni musisi
metal.
Mereka sebenarnya
adalah musisi jazz/fusion! Entah
apakah konsep musik Megadeth
di 2 album tersebut bisa disebut
merupakan perpaduan metal
dengan fusion. Era awal
Megadeth juga ditandai dengan
gaya slenge’an mereka untuk
bermain-main dengan lagu
orang lain.
Ini dibuktikan
dengan memporak-porandakan
These Boots Are Made For
Walking (album Killing Is My
Business...) yang sebelumnya
dipopulerkan oleh Nancy Sinatra
serta I Ain’t Superstitious (album
Peace Sells...) yang dipopulerkan
oleh Rod Stewart.
Namun justru
ketika merekam Anarchy In The
U.K. dalam album So Far, So
Good. So What!? mereka tampak
lebih ‘sopan’. Bukan itu saja,
album ini juga terdengar lebih
sederhana dalam hal komposisi
musik. Bahkan disebut-sebut
dengan Megadeth formasi
paling lemah. Walau album ini
cukup sukses secara komersial
(Top 10 best album 1988 versi
majalah Kerrang!), namun
kualitas produksi album ini
banyak yang menyayangkan.
Periode ‘emas’ Megadeth
dimulai era Rust In Peace
hingga Cryptic Writings yang
ditandai dengan bergabungnya
dua musisi penuh talenta, Marty
Friedman (gitar) dan Nick Menza
(drum).
Gaya permainan gitar
Marty yang halus mengalir
seperti aliran air begitu serasi
dipadu dengan gaya permainan
gitar Dave Mustaine yang
cenderung kasar dan cepat.
Duet solo Dave-Marty bisa
dinikmati dalam Hangar 18,
Poison Was The Cure, maupun
Lucretia. Album ini juga
merupakan album dengan
komposisi lagu-2 yang cepat
dan rumit.
Tidaklah heran Rust
In Peace disebut-sebut sebagai
karya masterpiece Megadeth.
Dengan formasi baru penuh
talenta ini, tidaklah heran jika
musik mereka mengalami
evolusi. Countdown To
Extinction mengusung musik
yang sangat rapi dan cenderung
lebih
banyak bermain di mid-
tempo. Ini tentu memberikan
ruang yang luas bagi Marty
untuk berekspresi, dan Dave
Mustaine pun memberikan porsi
yang sangat besar kepada Marty
disini.
Evolusi berikutnya bisa
dilihat dalam Youthanasia yang
terdengar lebih groovy dan
crunchy, atau Cryptic Writings
yang cenderung song-oriented.
Album Risk bisa disebut
merupakan album Megadeth
yang paling “aneh” dan out of
context. Dengan ‘tekanan’ yang
sangat besar dari pihak label
rekaman dan dibawah ramuan
produser yang biasa menangani
album-album musik country,
album ini bisa dibilang sebagai
karya Megadeth yang paling
lemah (bahkan dalam konser-2
mereka, lagu-2 era Risk sudah
tidak pernah dimainkan lagi).
Ketika terjadi pergantian
formasi dengan mundurnya
Marty Friedman dan masuknya
Al Pitrelli, Megadeth sebenarnya
memiliki kesempatan untuk
kembali ke akar musik mereka
melalui The World Needs A Hero,
tapi kondisi kesehatan Dave
Mustaine mengharuskan
Megadeth untuk vakum
“sejenak” hingga dirilisnya The
System Has Failed.
The System Has Failed ditandai
dengan kembalinya Megadeth
ke akar musik mereka. Sebagian
besar lagu-2 di album ini
berirama cepat dan thrashy
(please check "My Opinion"
section for the album review).